HATI-HATI STRES EATING SELAMA PANDEMI ! IKUTI 4 CARA INI UNTUK MENGATASINYA





 Merebaknya virus corona sekarang ini memang membuat geger seantero dunia. Bayangkan saja banyak event internasional seperti Seria A, NBA, hingga Liga Spanyol ditunda untuk waktu yang belum ditentukan akibat coronavirus ini.

Banyaknya kasus positif virus corona di banyak negara menyebabkan hal tersebut. Bahkan, COVID-19 sudah menelan banyak korban di berbagai negara seperti Italia, Korea Selatan, Iran, Tiongkok, dan masih banyak lainnya.

Namun, tidak hanya menelan korban secara fisik, jika mengacu pada kesehatan mental, virus corona sendiri bisa mengancam kesehatan mental banyak orang di negara-negara yang banyak ditemukan yang terjangkit coronavirus.

Pasalnya, banyak orang yang akhirnya terlalu panik akibat penyebaran virus ini. Sehingga, hal di luar nalar pun terjadi seperti melambungnya harga masker dan hand sanitizer.

Sehingga, hal tersebut tentunya tidak baik bagi kesehatan mental. menyoal kesehatan mental, hal tersebut bisa mengancam siapapun di berbagai belahan di dunia seperti Tiongkok, Italia, dan Indonesia



Di Indonesia sendiri, kepanikan secara berlebih pernah terjadi saat diumumkannya kasus salah satu warga di Jakarta Timur yang terjangkit virus corona.

Pada saat itu, orang-orang berbondong-bondong ke supermarket untuk membeli bahan makanan sehari-hari seperti beras dan mi. Jumlah pembeliannya pun tidak main-main.

Hal ini yang membuat pada saat itu, banyak supermarket yang kehabisan stok seperti beras, gula, dan mi akibat dari diborongnya barang-barang tersebut.

Padahal, jika dicermati lebih lanjut, kepanikan tersebut bisa saja dihindari jika memang adanya kesadaran diri dan informasi terperinci dari pemerintah pusat.

Namun, yang terjadi adalah simpang siur soal berita mengenai virus corona. Hal ini yang membuat banyak orang terlalu panik. Kepanikan ini yang bisa menyebabkan terganggunya kesehatan mental.




Merebaknya virus corona menyebabkan ganguan mental yaitu seperti  stres eating. Apakah kamu sering merasa lapar atau makan melebihi porsi normal? Ini adalah pertanda kamu sedang mengalami stress eating. Stress eating sering dianggap sebagai cara untuk mengatasi stres saat pandemi.

Padahal, stress eating adalah pertanda bahwa kamu sedang mengalami masalah mental. Jika kamu tidak segera mengatasinya, kamu berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan lainnya.

Apa saja ciri-ciri stress eating yang perlu kamu waspadai? Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Simak selengkapnya dalam artikel berikut :


MENGENAL STRESS EATING DAN CIRI-CIRINYA 


Stress eating adalah kecenderungan seseorang untuk mengalihkan stres yang dialaminya dengan mengonsumsi makanan.

Harvard Health menyebut bahwa stress eating terjadi ketika stres memicu hormon kortisol, yaitu hormon yang mengontrol nafsu makan.

Hormon ini akan meningkat dan membuatmu merasa lapar sepanjang waktu. Hormon kortisol ini akan kembali normal ketika stres menghilang.

Rasa lapar akibat stress eating ini berbeda dengan rasa lapar yang biasa muncul. Berikut ciri-cirinya:

1.Rasa lapar tersebut muncul secara tiba-tiba

2. Hanya menginginkan makanan tertentu. 

3. Makan berlebihan dan tidak merasa kenyang

4. Merasa bersalah atau malu untuk makan

Stres ketika pandemi merupakan hal yang wajar. Terlebih jika kamu melaksanakan WFH dalam waktu yang cukup lama, stres adalah hal yang normal.

Meski demikian, kamu harus tetap memperhatikan kesehatanmu. Kamu bisa mengalami obesitas, diabetes, darah tinggi, dan berbagai masalah kesehatan lainnya akibat stress eating yang tidak teratasi.



TIPS MENGATASI STRESS EATING SAAT WFH AKIBAT PANDEMI





1. Kenali rasa laparmu
Stress eating biasanya terjadi ketika seseorang sebenarnya tidak lapar, tetapi menggunakan makanan untuk membantunya merasa lebih baik.

Agar hal ini tidak terjadi lagi, kamu bisa mengatasinya dengan mempertanyakan apakah kamu benar-benar lapar saat ingin meraih makanan.

Jika kamu jujur dan menyadari bahwa kamu sebenarnya tidak lapar, otak akan lebih mungkin membuat hubungan yang lebih sehat dengan makanan.
ini akan membantu menghentikan kebiasaan mengaitkan stres dengan makan.

2. Kenali pemicumu untuk makan akibat emosi
Apakah kamu terbiasa makan camilan sembari bekerja? Jika ya, cobalah menghentikan kebiasaan ini.

Beberapa penelitian yang dilansir oleh Harvard menyebut bahwa sebagian besar stress eating terjadi akibat stres kerja. Ngemil dianggap sebagai sarana untuk mengurangi stres akibat kerja.

Psychology Today menyarankan untuk memahami apa yang menjadi pemicu stress eating-mu.

Hal itu bisa saja berupa stres akibat WFH dalam waktu yang lama atau stres akibat kesulitan mengatur waktu antara pekerjaan dan pribadi.

Tanyakan pada dirimu beberapa hal berikut jika kamu kesulitan mengenali pemicu stress eating-mu.

Kapan kamu lebih cenderung stress eating?
Keadaan apa yang paling sulit bagimu untuk mengendalikan perilaku makan yang tidak diinginkan?
Jenis makanan apa yang kamu inginkan dambakan, dan kapan?
Jika telah mampu mengenali hal ini, kamu akan lebih mudah mengendalikan stress eating yang dialami. Kamu akan dapat membedakan kapan benar-benar lapar dan kapan merasa lapar karena stress eating.

 3. Dapatkan dukungan sosial sambil menghindari paparan pemicu stress eating
Berada di rumah dalam waktu yang cukup lama dapat membuatmu menjadi pribadi yang impulsif. Kamu akan lebih mudah tergoda untuk melakukan sesuatu seperti makan dalam jumlah yang banyak.

Kondisi pandemi dan WFH memang dapat membuatmu melakukan sesuatu secara tiba-tiba. Namun, kamu harus dapat mengendalikannya.

Hindarilah hal-hal yang dapat menjadi pemicu stres selama kamu menjalani WFH. Hubungilah keluarga atau teman jika kamu merasa stres atau tertekan.

Berbicara dengan orang terdekat dapat membantu mengurangi stres dan rasa kesepian yang mungkin kamu alami akibat WFH.

4. Cobalah berolahraga ringan
WFH dapat membuatmu mengkonsumsi makanan lebih banyak daripada biasanya. Jika kamu tidak mengimbanginya dengan olahraga, kamu berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan.

Ada banyak olahraga ringan yang bisa kamu lakukan di rumah. Mulai dari yoga, kardio, angkat beban, dan berbagai jenis olahraga lainnya.

Olahraga ini tidak hanya akan membuatmu lebih sehat. Pikiranmu dapat teralihkan sementara waktu dari makanan. Metabolisme kamu juga akan terjaga jika kamu melakukan olahraga secara rutin.

Endorfin dalam tubuhmu juga akan meningkat jika kamu berolahraga. Hormon ini akan membantumu mengurangi stres dan meningkatkan rasa bahagia.

Lakukanlah olahraga ini setidaknya satu atau dua kali dalam seminggu




Komentar

Postingan populer dari blog ini

RINGKASAN 3 STRATEGI YANG DILAKUKAN SEKOLAH ST. LAURENSIA LAHIRKAN JUARA SAINS DAN MATEMATIKA